BUNA, KELINCI CERDAS

    


Di dalam hutan yang lebat, tinggallah sebuah keluarga kelinci yang terdiri dari Papa, Mama, Buna (kakak kelinci) dan Buni (adik kelinci). Setiap sore, Buna dan Buni sering bermain di dekat sungai belakang rumah. Mereka senang melihat bebatuan yang berwarna-warni di dasar sungai yang jernih. Sehingga ketika Buna dan Buni pulang bermain dari sungai, mereka membawa pulang beberapa batu yang berwarna-warni untuk dikoleksi. Mereka tidak tahu kalau sesungguhnya di antara batu-batu yang mereka bawa, ada dua batu yang istimewa. Kedua batu ini memiliki kekuatan untuk melindungi pemiliknya dari bahaya. Kebetulan, kedua batu ini terlihat lebih indah dari yang lain sehingga Buna dan Buni selalu membawanya dalam kantong baju.

    Suatu hari, Papa mengajak Buna dan Buni pergi mencari wortel dan selada untuk makan malam. "Hey Buni, ayo ikut aku!" Buna diam-diam mengajak Buni untuk bermain di belakang kebun. "Mau ke mana kak?" tanya Buni. "Aku melihat sesuatu di balik semak-semak itu. Ada sesuatu yang bersinar di sana. Kau mau ikut atau tidak?" Buna kembali bertanya. "Baiklah" sahut Buni. Akhirnya mereka pergi sambil mengendap-endap agar tidak ketahuan oleh Papa Kelinci.

    Dan ternyata, Buna benar. Ternyata di balik semak belukar yang dilihatnya, terdapat sebuah cermin ajaib yang bersinar. Wah, mata Buna berbinar melihat betapa indahnya cermin itu.

Buni juga ikut penasaran, ia berkata dalam hatinya "apa yang terjadi pada cermin ini? Mengapa pemiliknya membuang cermin ini begitu saja?" Lalu tiba-tiba, sinar cermin menjadi sangat terang, cermin ini bergetar, kemudian menarik Buna dan Buni ke suatu dimensi yang berbeda. Mereka tidak tahu bahwa saat ini mereka sedang berada dimasa nenek moyangnya hidup.

    "Kak, apa yang terjadi? Ada di mana kita sekarang?" Buni panik dan takut. "Hey.. hey.. tenang saja Buni. Aku tidak tahu pasti di tempat apa kita sekarang. Tapi, kau tidak perlu takut karena ada aku di sini. Aku akan menjagamu." Buna menenangkan Buni yang takut dan hampir menangis. Buni sedikit tenang mendengar kata-kata Buna. "Kak, sepertinya kita sedang berada di zaman dulu ya? Lihat bangunan di sekeliling kita. Tembok yang tersusun dari kapur dan pasir. Lihat juga baju yang mereka pakai, sangat berbeda dengan kita. Terlihat kuno, hihihi." Ujar Buni. Buna melihat keadaan sekitar, ternyata mereka sedang ada di pasar. Namun, yang membuat Buna merasa aneh adalah para penjual yang berjualan dan para pembeli di pasar ini hanyalah kaum monyet. Buna bertanya dalam hati "Mengapa tidak ada yang lainnya?" Sampai akhirnya Buna mengajar Buni untuk menyamar dan berkeliling. Ia menemukan dua pakaian bekas yang bertudung, kemudian memakainya. Kini Buna dan Buni terlihat seperti warga biasa.

    Mereka berjalan menyusuri jalan utama pasar. Walaupun keadaan pasar sangat ramai, kalau dari dekat, ternyata suasana di pasar sangat mencekam. Para pedagang terlihat seperti terpaksa melakukan kegiatan jual beli. Hingga sampailah Buna dan Buni di ujung jalan. Mereka melihat kepulan asap dari kejauhan. Seketika itu juga, monyet-monyet yang berjualan lari meninggalkan pasar dan keadaan pasar menjadi sangat kacau. Tiba-tiba ada yang memanggil Buna dan Buni. "Pssst! Hei kalian... cepat kesini!" ternyata suara itu berasal dari rumah Riba si berang-berang, yang berada di dekat sungai. Karena letak rumah Riba tersembunyi dekat sungai tertutup semak - semak, tanpa menunggu lama, Buna dan Buni segera berlari dan bersembunyi di dalam rumah Riba. "Jangan bersuara hingga aku memberi tanda!" bisik Riba kepada kedua kelinci yang khawatir dan ketakutan.

    Terdengar derap kaki kuda yang semakin keras, menandakan bahwa ada sekumpulan kuda yang akan melintas. *Drap drap drap drap*. Rombongan kuda terhenti. Pemimpin yang paling depan berkata "apakah kalian melihat sesuatu yang mencurigakan?" "Tidak ada kapten!" jawab para kuda di belakangnya. Kemudian, mereka melanjutkan perjalanan mereka. Ternyata, kuda - kuda itu adalah pasukan Kerajaan Banteng yang terkenal jahat dan kejam.

    Riba mengetahui bahwa pasukan kuda telah pergi, kemudian ia berani keluar untuk memetik beberapa daun dan menyeduhnya menjadi minuman hangat yang wangi dan menentramkan hati. "Silakan diminum... ini adalah ekstrak daun yang sering ku pakai untuk menenangkan diriku." Ujar Riba ramah. "Terima kasih.. Tapi, kami belum tahu siapa namamu? Aku Buna dan ini adikku, Buni." Buna memperkenalkan diri. "Aku Riba. Aku diutus oleh raja Leon untuk melindungi kalian dari raja Boris yang jahat." "Apa? Bagaimana ia tahu kalau kami akan datang?" Tanya Buni. "Baiklah aku akan ceritakan kepada kalian." Kemudian Riba mulai menjelaskan...

"Sepuluh tahun yang lalu, raja Leon adalah raja yang gagah perkasa, jujur dan adil dalam memerintah kerajaan Woodyland. Semua rakyat sayang padanya dan menghormatinya. Saat itu, aku menolong raja Leon sebagai ketua dapur istana. Namun, sembilan tahun kemudian, penasehatnya yang bernama Boris mengkhianati sang raja. Boris menghasut pasukan kuda untuk melawan raja Leon. Semua rakyat ditangkap untuk dijadikan pembantu dan tahanan, terkecuali kaum monyet. Mereka dipaksa untuk berjualan di pasar, kalau tidak mendapat uang, maka mereka tidak akan mendapat makanan. Boris sungguh jahat dan kejam, ia berencana untuk membunuh raja dengan meracuni makanannya. Sebagai ketua dapur istana, aku tentu mencegahnya diam - diam, dan memberitahukan raja akan hal ini. Hanya beberapa pegawai istana yang setia kepada raja Leon, termasuk aku. Akhirnya kami melindungi raja dan keluarganya untuk bersembunyi di tempat rahasia, yang tidak diketahui Boris dan pengikutnya.

Setiap pegawai istana diberikan tugas sebagai mata - mata oleh raja. Aku ditugaskan untuk mengawasi gerak - gerik pasukan kuda agar tidak menimbulkan kekacauan. Sebelum aku pergi meninggalkan raja dan keluarga di tempat persembunyian, ia mengatakan padaku tentang kedatangan kalian. Raja bilang, kalianlah yang dapat menolong kerajaan ini dari tangan Boris yang jahat. Oleh karena itu, aku membangun persembunyian di sini dan menanti kedatangan kalian."

Buna dan Buni tidak menyangka bahwa kedatangan mereka telah diketahui oleh Raja Leon. Tiba - tiba timbul keberanian untuk melawan Boris yang jahat. "Riba, apakah kamu tahu jalan rahasia menuju istana?" tanya Buna. "Ya! Tentu saja. Untuk sekarang lebih baik kalian istirahat saja. Besok baru kita lanjutkan perjalanan menuju istana." Ujar Riba.

Akhirnya Buna dan Buni terlelap dalam sunyinya malam. Mereka terlalu lelah untuk berbincang-bincang lebih lama lagi. Esok harinya, Riba membangunkan Buna dan Buni. "Wah wah wah.. kalian tampak lebih segar dari kemarin ya.. Apakah kalian bisa tidur semalam?" Tanya Riba ramah. "Terima kasih Riba, tempat tidurmu sangat nyaman, sampai - sampai aku lupa kapan aku terlelap."Jawab Buni. Riba bertanya "Baiklah kalau begitu, apakah kalian siap melakukan misi dari raja Leon untuk menyelamatkan kerajaan Woodyland?" "Ya, kami siap!" Sahut kakak beradik ini. Dengan begitu, mereka bertiga mulai berjalan menyusuri semak - semak dan hutan menuju ke istana. Riba sengaja tidak mengambil jalanan umum karena menghindari kejaran kuda-kuda dan keramaian para monyet yang berjualan.

Tibalah mereka di gudang bawah tanah istana. "Shhh... Kita harus pelan-pelan mencari obor yang terukir gambar singa di sisinya, benda itu ada di sekitar sini, dekat pintu gudang. Karena dengan menyalakan obor itulah kita bisa masuk ke ruangan rahasia di dalam istana," bisik Riba. Dengan perlahan, mereka mencari obor yang Riba maksud. "Hey.. disini. Aku menemukannya," kata Buni berbisik. Mereka segera menyalakan obor dan seketika itu terbukalah pintu rahasia yang sangat tebal dan berlumut. Bau pengap dari lorong rahasia memenuhi gudang bawah tanah...

"Ayo kita masuk," ajak Riba. Buna dan Buni mengikuti Riba dari belakang. Sebelum mereka keluar dari lorong rahasia, ternyata ada daun emas yang menarik perhatian Buni. Ia melihat dan mengambilnya..

"Hey Riba! Lihat ini.. apakah ini tulisan Raja Leon?" Tanya Buni. Riba dan Buna segera mendekati Buni, melihat daun emas yang dipegangnya. "Ya, benar. Ternyata ini pesan dari raja Leon untuk kalian. Pasti ia tidak mengirim pesan ke dalam istana karena Boris pasti akan tahu," Riba menjelaskan. "Baiklah aku baca ya, "kata Buni.

Pesan yang tertulis di atas daun emas itu berbunyi demikian,

            Wahai kelinci yang kuhormati, Buna & Buni...

            Aku tahu kalian suatu hari akan datang ke Kerajaan Woodyland ini.

            Hanya kalian yang dapat menyelamatkan kerajaan ini. Pakailah barang yang kalian bawa.

            Hanya hati yang tulus, jujur, dan berani yang dapat melawan Boris.

            Semoga berhasil.

                                                Salam penuh kasih,

                                                            Raja Leon.

Selesai membaca daun emas itu, Buna dan Buni berpikir, barang apa yang dimaksud oleh raja ?

Buni merogoh kantong bajunya.. Ya, Dia ingat! Buni ingat bahwa sebelum masuk ke Kerajaan Woodyland, ia dan Buna mengumpulkan batu dari sungai. Dan satu batu ada ada di kantongnya dan batu yang lain ada di kantong Buna. "Apakah ini yang dimaksud oleh raja ?" Tanya Buni sambil mengacungkan batu berwarna merah marun itu. "B b ba.. bagaimana kalian mendapatkan itu?" tanya Riba yang terkejut melihat batu yang Buni pegang. "Kami menemukannya di sungai tempat kami bermain,"jawab Buna. "Memangnya apa itu, Riba?" "Itu adalah batu yang hanya dimiliki oleh para ksatria dan bangsawan yang setia kepada raja. Konon katanya, batu itu ajaib karena dapat melindungi dari bahaya. Jika batu itu digabungkan dan ditempelkan pada mahkota kerajaan, maka kerajaan ini akan menjadi seperti semula dan kedamaian akan datang kembali," Riba menjelaskan.

"Baiklah, aku punya ide," Buna dengan penuh semangat menjelaskan kepada Buni dan Riba tentang strategi untuk menyimpan batu di mahkota raja. Kemudian, setelah selesai, mereka keluar dari lorong rahasia dan mengendap-endap pergi ke hall utama kerajaan untuk melihat kehadiran Boris disana. Tentunya Boris memakai mahkota itu, bukan?

Ternyata Boris sedang tidur dengan mahkota di kepalanya. Sesuai dengan rencana, Riba berusaha mengalihkan perhatian prajurit, sedangkan Buna diam-diam memasang batu di mahkota raja. Benar saja, Riba dan Buni sukses mengecoh para prajurit sehingga tidak ada satupun yang menjaga raja Boris dan tidak ada yang menyadari kehadiran Buna.

Perlahan... perlahan.. perlahan.. Buna mendekati raja Boris yang tertidur nyenyak. *Hmph* Buna menahan nafasnya, raja Boris bau sekali! Tapi ia harus cepat memasang batu di mahkota raja sebelum raja Boris terbangun.

Satu.. Dua.. Tiga! *Hap*

Buna berhasil mengambil mahkota dan dengan segera ia memasang batu merah marun di mahkota raja. Raja Boris terbangun, ia segera sadar bahwa dirinya telah lengah sehingga mahkota di kepalanya terlepas. Ketika melihat Buna memegang mahkotanya, raja Boris marah. Ia segera bangun dan lari mengejar Buna. Buna berlari sambil membawa mahkota raja dalam pelukannya. Tapi, dalam sekejap semuanya menjadi gelap. Buna berhenti, raja Boris pun berhenti. Buni dan Riba yang sedang berlari ikut berhenti. Semuanya terkejut dan tidak bisa melihat apa-apa karena seluruh istana menjadi gelap.

Tiba-tiba, asap keluar dari langit-langit istana... turun memenuhi setiap ruangan. Sebuah percikan kecil muncul dan terang mulai terlihat... Saat itu juga raja Leon sudah ada di istana, duduk di singgasananya sambil memakai mahkota dengan batu permata merah marun yang dipasang oleh Buna. Boris terkejut dan tidak bisa berbuat sesuatu. Ia telah kalah. Buna, Buni, dan Riba berhasil menyelamatkan kerajaan Woodyland.

Karena kejahatannya, Boris dimasukkan ke dalam penjara seumur hidupnya bersama dengan kuda-kuda. Sedangkan Riba diangkat menjadi penasehat bagi raja Leon karena ia telah setia dan berani menjalankan perintah raja. Semua rakyat kerajaan Woodyland kembali seperti semula. Semuanya bersukacita merayakan kemenangan. Lalu, bagaimana dengan Buna dan Buni?

Mereka telah sampai di rumah setelah istana Woodyland kembali terang. Bagaimana caranya? Kita tidak tahu, hanya Buna dan Buni yang tahu. Mereka menyimpan rahasia itu. Pengalaman mereka di Kerajaan Woodyland menjadi kenangan yang tidak akan pernah mereka lupakan. Ketika mereka masuk ke kamar mereka, terlihat dua buah benda berkilauan di atas tempat tidur mereka. Tahukah kalian, benda apa itu?

Ya, itu adalah batu permata berwarna merah marun yang ada di mahkota raja Leon, pemimpin Kerajaan Woodyland.

Komentar